this is my blog...my mind...and this is my opinion about what i feel...

this is my blog...my mind...and this is my opinion about what i feel...

12 Februari 2013

SENJANGAN ANGGARAN (BUDGETARY SLACK)



Penelitian mengenai senjangan anggaran belum banyak dilakukan di Indonesia. Senjangan anggaran merupakan terjemahan dari bahasa asing yakni budgetary slack. Berikut diberikan beberapa definisi senjangan anggaran (budgetary slack) berdasarkan referensi yang berhasil dikumpulkan. 
Siegel (1989) mendefinisikan senjangan anggaran sesuai penggalan kata slack dan budgetary sebagai berikut (lihat Samad, 2009:31):
“Slack is difference between recources that aree actually necessary to efficiently complete a tosk and the larger amount of resources that are earmarked  for the task”
“Budgetary slack axist whenever amanager deliberately under estimates revenues or over estimate scosts. Either approach increases the likehood of the budget being achieved by the manager, and consequently reduce the risk that manager also faces”
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Nouri & Parker (1996:76) yang menyatakan:
“Budgetary slack is defined as intentional submission of estimates that, if incorporated into the organizational submission of estimates that make it easier for subordinates to achieve the budged”

Dari dua definisi senjangan anggaran yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa senjangan anggaran adalah suatu kesenjangan yang dilakukan oleh manajer bawahan ketika ia turut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, dengan memberikan usulan dan estimasi anggaran yang tidak sesuai dengan kapasitas sesungguhnya yang dimiliki, atau tidak sesuai dengan sumber daya yang sebenarnya dibutuhkan, dengan maksud agar anggaran tersebut mudah direalisasikan. Manajer melakukan senjangan ini dengan cara meninggikan jumlah biaya yang dibutuhkan atau merendahkan pendapatan yang sesunguhnya bisa dicapai.

Motif manajer bawahan melakukan senjangan ini adalah memuat margin of safety dalam mewujudkan target yang telah ditetapkan. Dengan cara tersebut, manajer bawahan berharap dapat menghilangkan tekanan dan rasa frustasi dalam upaya mewujudkan target anggaran akibat anggaran yang terlalu ketat (tight budget). Tekanan dan rasa frustasi itu muncul karena besarnya ketidakpastian yang harus mereka hadapi guna mencapai tujuan organisasi.

Ada tiga alasan manajer melakukan senjangan anggaran  yaitu.
1. Senjangan anggaran akan membuat kinerja seolah terlihat lebih baik di mata pimpinan  jika mereka  dapat mencapai target anggaran.
2. Senjangan anggaran sering digunakan untuk mengatasi ketidakpastian memprediksi masa yang akan datang.
3. Pengalokasian sumberdaya akan dilakukan berdasarkan proyeksi anggaran biaya, sehingga senjangan membuatnya fleksibel.

Whitton (1988) memberikan pendapat bahwa ada tiga alasan pokok manajer melakukan senjangan anggaran (lihat Samad, 2009), yaitu.
First, people often perceive that their performance will look better in their superior’s eyes if  they can beat the budget.
Second, budgetary slack is often used to cope with uncertainty. A departemental supervisor may feel confident in the cost projection for 10 cost item. However, the supervisor may also feel that some onforeseen event during the budgetary period could result in unanticipated costs. If some negative event does occur, the supervisor can use the budgetary slack to absorb the impact of the event and still meet the cost budget.
Third, budgetary cost projection are often cut in the resource  allocation process, thus, we have a vicious circle. Budgetary projection are padded because they will likely be cut, and they are cut because they are likely to have been padded.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut tentang penyebab timbulnya senjangan anggaran, dapat dirumuskan bahwa penyebab terjadinya senjangan anggaran adalah karena fungsi anggaran sebagai indikator mengukur kinerja, ketidakpastian yang tinggi dan kesulitan memproyeksikan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dalam konteks penyusunan anggaran, manajer bawahan (sub ordinat) mempunyai informasi yang lebih lengkap dan relevan dibandingkan dengan atasannya (ordinat). Hal ini karena bawahan telah terbiasa terlibat langsung dalam kegiatan operasional sehari-hari sehingga merekalah yang lebih mengetahui apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan dihadapi di lingkup tanggung jawabnya. Adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh atasan (ordinat) dan bawahan (sub ordinat) atau yang lazim disebut asimetri informasi akan mempengaruhi perilaku bawahan dalam proses penganggaran. Sub ordinat akan menyimpan informasi aktual yang dimilikinya dan mencoba mengarahkan kinerja pada ukuran yang lebih rendah dengan maksud kinerjanya dipandang baik oleh atasan dan mengurangi perasaan frustasi dalam menghadapi ketidakpastian dan kesulitan mencapai target anggaran.

Pada dasarnya belum ada indikator yang objektif untuk mengukur senjangan anggaran. Secara kuantitatif indikasi adanya senjangan baru dapat dinilai pada saat anggaran tersebut direalisasikan. Organisasi yang manajernya melakukan senjangan, pencapaian pendapatannya cenderung melebihi target yang telah ditetapkan dari anggaran. Sebaliknya pencapaian biaya cenderung di bawah target yang telah ditetapkan dari anggaran.

Oleh karena senjangan anggaran berkaitan dengan sikap dan perilaku manusia, maka Dunk (1993:401) mengungkapkan beberapa ciri terjadinya senjangan anggaran, yaitu.
1. Standar dalam anggaran tidak mendorong peningkatan produktivitas.
2. Anggaran secara mudah untuk diwujudkan.
3. Tidak terdapatnya batasan-batasan yang harus di perhatikan terutama batasan yang ditetapkan untuk  biaya.
4. Anggaran tidak menuntut hal khusus.
5. Anggaran tidak mendorong terjadinya efisiensi.
6. Target umum yang ditetapkan dalam anggaran mudah untuk dicapai.

(Ringkasan tesis "Hubungan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran" oleh Harter Nouke Nelwan, S.E, M.Ec.Dev) 

5 komentar:

  1. Assalam w2..
    terus apa yg itu budgetary accounting ??

    BalasHapus
  2. boleh tahu buku referensinya gak?

    BalasHapus
  3. Boleh bagi refrensi isi dari tesisnya pak ?

    BalasHapus
  4. Pak mau tanya, didalam perusahaan misalnya dirumah sakit BLUD punya, apakah perusahaan tersebut suatu keharusan melakukan kenjangan anggaran untuk mendapatkan kinerja yang baik.

    BalasHapus
  5. wah keren nih Bang.Kebetulan juga lagi nulis tesis yang berkaitan dengan senjangan anggaran. Bisa di share jurnal yg dipublikasikannya bang?

    BalasHapus