this is my blog...my mind...and this is my opinion about what i feel...

this is my blog...my mind...and this is my opinion about what i feel...

13 Desember 2010

TIPS MEMULAI HARI YANG CERAH

Hari yang cerah bukan ditandai dengan matahari yang bersinar terang atau udara yang sejuk, melainkan dari hati dan pikiran yang segar. Kecerahan suatu hari dimulai dari diri anda sendiri. Kita tahu bahwa sesuatu yang dimulai dengan baik merupakan separuh dari pencapaian tujuan. Karena itu, memulai aktivitas hari ini dengan kecerahan suasana adalah modal besar untuk menyelesaikan hari dengan baik pula. Bagaimana memulai hari dengan cerah sangat dipengaruhi oleh pola hidup kita.

Berikut beberapa tips ringan agar kita bisa memulai hari dengan cerah:

1--Mulailah dari malam hari.

Kita tak bisa berharap bangun dengan segar jika di malam harinya tak cukup tidur nyenyak. Hari esok yang cerah dimulai dari malam ini. Bila anda masih mempunyai masalah, yakinlah masih ada waktu esok untuk menyelesaikannya lebih baik lagi. Malam ini, beristirahatlah sebaik-baiknya.

2--Bangun pagi lebih pagi.

Bangunlah lebih pagi daripada terbitnya matahari. Jumpai keheningan dan kesunyian. Pagi buta adalah saat yang tepat untuk menemukan sisi damai dalam diri anda.

3--Damaikan pikiran dan tentramkan jiwa

Jangan terburu melakukan aktivitas. Resapi saja suasana pagi yang damai ini. Berdoa,sampaikan syukur atas hidup yang masih diberikan pada kita dan bersaat teduh.

4--Segarkan tubuh.

Minum air. Hirup aroma tea atau kopi yang menyegarkan. Berjalan-jalanlah keluar. Pompa udara banyak-banyak ke dalam paru-paru. Lakukan olahraga ringan, Mandi dengan air segar. Bersihkan tubuh baik-baik. Tetaplah mengingat janji anda tadi pagi untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semesta hari ini.

5--Dapatkan sarapan secukupnya.

Isi perut anda secukupnya. Sarapan yang baik adalah modal untuk kebugaran tubuh anda sepanjang hari. Jangan asal kenyang, namun cukupkan kebutuhan energi dan gizi.

6--Sapalah orang-orang yang anda jumpai.

Tebarkan senyum. Tak peduli apakah matahari bersinar cerah atau mendung menggayut, sapalah orang-orang yang anda jumpai. Tanyakan kabar mereka, maka jangan terkejut jika mereka pun akan membalas senyum anda.

7--Jangan mengeluh.

Apa pun yang terjadi, entah itu hari hujan, jalanan macet, kendaraan mogok, atau apa pun yang terjadi, terimalah semua itu apa adanya. In everything, give thanks.

Selamat bekerja serta selamat bercerah hari...


http://renungan-harian-kita.blogspot.com/2008/06/tips-memulai-hari-dengan-cerah.html

11 Desember 2010

KUMPULAN KATA-KATA MOTIVASI

"Hampir semua pria memang mampu bertahan menghadapi kesulitan, namun jika anda ingin menguji karakter sejati pria maka berikan dia kekuasaan."
(Abraham Lincoln)

"Life is like a box of chocolate, we never know what we gonna get."
(Tom Hanks/Forrest Gump)


Kita harus meninggalkan jejak kebaikan dalam perjalanan kehidupan ini.
Dan tanpa kita sadari, akan ada orang yang turut melangkah lewat jejak kebaikan yang kita tinggalkan.(Harter Nelwan)

Salah satu penggunaan uang terbaik adalah untuk dipakai sebagai saran pembelajaran.
Jika seseorang rela mengosongkan dompetnya demi mengisi kepalanya, maka tidak ada orang lain yang mampu merenggut itu darinya.
Investasi pengetahuan selalu membayar bunga...
(Benyamin Franklin)

Biarpun tidak ada yang mengharapkanmu jadi sempurna.
Tapi pada dasarnya kau harus melakukan yang benar.
(Mel Gibson- Film Edge of Darkness)

Jika anda berpikir pendidikan itu mahal,...cobalah kebodohan.(Derek Bok)

Lakukan langkah pertama dengan keyakinan.
Kau tidak perlu melihat keseluruhan tangga.
Lakukan saja langkah pertama.
(Marthin Luther King Jr.)

Tragedi pada zaman ini bukanlah doa yang tidak dijawab...
Namun doa yang tidak dipanjatkan.
(John Hagee)

Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran,
daripada penghasilan banyak tanpa keadilan.
(Amsal 16 : 8)

Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketentraman,
dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.

(Amsal 17 : 1)

Ketika kita mengambil keputusan,
alam semesta akan berkonspirasi untuk mewujudkan mimpi kita.

(Ralp Waldo Emerson)

Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar,
melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain.
(Cicero)

Contoh yang baik adalah nasehat terbaik.
(Fuller)

Jika kita melayani, maka hidup akan lebih berarti.
(John Gardne)

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.(Bung Karno)

Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari;
dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri.(Mary McCarthy)

Apa yang nampak sebagai suatu kemurahan hati,
sering sebenarnya tiada lain daripada ambisi yang terselubung,
yang mengabaikan kepentingan-kepentingan kecil,
untuk mengejar kepentingan- kepentingan yang lebih besar.(La Roucefoucauld)

Semua yang dimulai dengan rasa marah,
akan berakhir dengan rasa malu.(Benjamin Franklin)

Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar,
melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain.(Cicero)

Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan,
dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda.
(Dale Carnegie)

Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur,
karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya.
Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat.(George Downing)

Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berpikir seperti manusia,
tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer.(Sydney Harris)

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang.
Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu.(William Feather)

Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik.
Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik.(Robert Hall)

Belajarlah dari kesalahan orang lain.
Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.(Martin Vanbee)

You can suffer the pain of change or suffer remaining the way you are
(Joyce Meyer)

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.(Ernest Newman)

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak.(Aldus Huxley)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki,
tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.(Schopenhauer)

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.(Andrew Jackson)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil;
kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)

Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan.(Johan Wolfgang Goethe)

Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian.
Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan.(Sir Francis Bacon)

Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib dirinya;
tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana besarnya.
(Jalinus At Thabib)

Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak.
Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu.(Marcus Aurelius)

Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain.(Thomas Hardy)

Kaca, porselen dan nama baik adalah sesuatu yang gampang sekali pecah dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas yang nampak.(Benjamin Franklin)

Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih.(Lao Tse)

Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan;
tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya.(Joseph Addison)

Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain.(William Wordsworth)

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.(Kahlil Gibran)

Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan,
selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.(Alexander Pope)

Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda.(Heather Pryor)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.(Thomas Alva Edison)

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan;
dan saya percaya pada diri saya sendiri.(Muhammad Ali)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,
tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.(Confusius)

Jadilah kamu manusia,
yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia,
tetapi hanya kamu sendiri yang menangis.
Dan pada kematianmu semua orang menangis sedih,
tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.(Mahatma Gandhi)

Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan;
Putus asa adalah sumber kesesatan;
dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa.(Bediuzzaman Said Nursi)

Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik.
Dan seseorang yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup.(Bediuzzaman Said Nursi)

Pengetahuan tidaklah cukup, maka kita harus mengamalkannya.
Niat tidaklah cukup, maka kita harus melakukannya.(Johann Wolfgang von Goethe)

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.(Johann Wolfgang von Goethe)

Kearifan ditemukan hanya dalam kebenaran.(Johann Wolfgang von Goethe)

Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang.(Einstein)

Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan.
Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian.
(Einstein)

Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya.
hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang.
(Einstein)

Dua hal yang membangkitkan ketakjuban saya,
langit bertaburkan bintang di atas dan alam semesta yang penuh hikmah di dalamnya.(Einstein)

Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh,
dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan rendah hati.(Einstein)

Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri
dan merasakan dengan hati mereka sendiri.(Einstein)

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil
tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.(Einstein)

Tidak semua yang dapat menghitung dapat dihitung,
dan tidak semua yang dapat dihitung dapat menghitung.(Einstein)

————————————

PEMBUATAN PASPOR ONLINE

Bulan Mei ini, aq dan spupu2Q berencana jalan2 ke LN. Gara2 itu..jadilah diriQ bersibuk2 ria mencari tau bagaimana cara membuat paspor (maklum, belom pernah ke LN ^^ ). Awalnya sih pengen pake calo aja, karna kata salah seorang temen dalam sehari bisa langsung jadi..tapi ternyata...MAHAL boookkk.... Untuk sebuah paspor yang jadi sehari dibutuhkan uang sebesar 1.2 jt, kalo mo jadi 2 hari 600rb. hmmm...koq jadi mahalan bikin paspornya yah..

Akhirnya, karena dana yang terbatas..diputuskanlah untuk membuat paspor sendiri. Dari hasil googling, ternyata sekarang dah bisa bikin paspor secara online (sayang..walo katanya online, tetep aja qt harus ke kantor imigrasinya juga).
Minggu malam (12/04/09) aq mendaftarkan diri untuk membuat paspor secara online. Jangan lupa buat ngescan dulu data2 yang diperlukan untuk di attach di form pendaftaran yach..(scan dengan format Jpeg dan ga berwarna).

Senin paginya berangkat ke kantor imigrasi Jakarta Selatan (yang paling deket sama kantor), sampai disana jam 9an dan ternyata dah ngantri.

Setelah membeli form yang ada tulisannya cuma2 (tapi bayar 5rb) di tempat fotocopy, langsung menuju mesin antrian untuk mengambil nomor. Saat nomor antrianQ dipanggil, sambil menyerahkan form dan semua dokumen yang dibutuhkan (asli dan fotocopy) aq memberitahu petugas yang melayani kalo semalam sudah mengisi secara online. Saat itu dia minta bukti pendaftaran (maksudnya, print-an hasil pendaftaran online yang ada nomor pendaftarannya). karna emang ga tau kalo harus begitu, terpaksalah pergi ke warnet terdekat untuk memprint buktinya.
Setelah data2Q diterima sama sang petugas yang baek hati, dia minta datang lagi jam setengah dua untuk foto n wawancara (karna saat itu dah jam setengah 12..dah mo makan siang). Ternyata, kalo udah ngisi secara online, hari itu juga bisa langsung foto dan wawancara.
Jam setengah dua, aq dateng lagi ke loket pendaftaran..setelah menunggu beberapa saat akhirnya petugas memberikan kertas untuk pembayaran biaya pembuatan paspor. naik ke lantai 2 tempat ruangan kasir, lunasin pembayaran sebesar 270rb, dan langsung diminta untuk keruang foto.

Bukti pembayaran tadi diberikan ke petugas yang ada diruang foto (tambahan ga penting..aq ngasih tanda buktinya berbarengan sama co ganteng loh ..xixixi...). Beberapa waktu kemudian dipanggilah namaQ untuk foto (petugasnya baek, mau aja diminta fotoin ulang..maklumlah, karna ga tau mo langsung difoto waktu itu pergi tanpa pake make-up sedikitpun ). sesi pemotretan selesai *kaya artis aja, pake sesi pemotretan segala*, pindah keruangan lain untuk wawancara...ternyata oh ternyata...petugasnya sodaraan sama salah satu kenalanQ n ternyata oh ternyata lagi...dia ga tau gimana cara daftar paspor online (jangankan tau cara daftarnya, websitenya aja ga tau) n malah minta diajarin ^^. Setelah selesai wawancara yang kaya ngobrol2 biasa, dimintalah untuk mengambil paspor hari Jumat (loket buka jam 08.00 - 15.00).

Hari ini (17/04/09), sebelum berangkat ngantor aq menyempatkan diri kekantor imigrasi dulu untuk mengambil paspor. Dalam waktu sekitar 15 menit, pasporpun sudah ditangan. hari ini di kantor imigrasi cuma nambah 500 perak buat fotocopy, dan kalo mau beli sampul harganya 3rb aja..

Ternyata bikin paspor itu ga ribet...ato cuma lagi beruntung aja yah, ketemu petugas2 yang baek hati .

Notes:
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan:
- Kartu Tanda Penduduk (KTP)
- Kartu Keluarga
- Ijazah/STTB (karna belom ngambil ijazah kuliah, aq cuma pake STTB SMA..n ternyata boleh)
- Akte lahir
- Surat rekomendasi kantor/sponsor

17 November 2010

SAYAP-SAYAP CINTA


Bila cinta memanggilmu, turutilah bersamanya...
Kendati jalan yang mesti engkau lalui sangat keras dan terjal...
Ketika sayap-sayapnya merangkulmu, maka berserah dirilah padanya...
Sekalipun pedang-pedang yang bersemayam di balik sayap-sayap itu mungkin akan melukaimu.
Ketika ia bertutur kepadamu, maka percayalah padanya...
Walaupun suaranya akan memporak porandakan mimpi-mimpimu laksana angin utara yang meluluh-lantakkan tetanaman...

Cinta akan memahkotai dan menyalibmu,
Menyuburkan dan mematikanmu...
Membumbungkanmu terbang tinggi, mengelus pucuk-pucuk rerantinganmu yang lentik dan menerbangkanmu ke wajah matahari...
Namun cinta juga akan mencekik dan menguruk-uruk akar-akarmu, sampai tercabut dari perut bumi...

Serupa dengan sekantong gandum, cinta menyatukan dirimu dengan dirinya...
Meloloskanmu sampai engkau bugil bulat...
Mengulitimu sampai engkau terlepas dari kulit luarmu...
Melumatmu untuk memutihkanmu...
Meremukkanmu sampai engkau menjelma liat...

Lantas,

Cinta akan membopongmu ke kobaran api sucinya...
Sampai engkau berubah menjadi roti yang disuguhkan dalam suatu jamuan agung kepada Tuhan...

Cinta melakukan semua itu hanya untukmu sampai engkau berhasil menguak rahasia hatimu sendiri...
Agar dalam pengertian itu engkau sanggup menjadi bagian dari kehidupan...
Jangan sekali-kali engkau ijinkan ketakutan bersemayam di hatimu...
Supaya engkau tidak memperbudak cinta hanya demi meraup kesenangan...
Sebab memang akan jauh lebih mulia bagimu,
Untuk segera menutupi aurat bugilmu dan meninggalkan altar pemujaan cinta...
Memasuki alam yang tak mengenal musim...
Yang akan membuatmu bebas tersenyum, tawa yang bukan bahak, hingga engkau pun akan menangis, air mata yang bukan tangisan...

Cinta takkan pernah menganugerahkan apa pun kecuali wujudnya sendiri...
Dan tidak sekali-kali menuntut apapun kecuali wujudnya sendiri itu pula...
Cinta tidak pernah menguasai dan tidak pernah dikuasai...
Lantaran cinta terlahir hanya demi cinta...

Manakala engkau bercinta, jangan pernah engkau tuturkan, "Tuhan bersemayam di dalam lubuk hatiku"...
Namun ucapkanlah, "Aku tengah bersemayam di lubuk hati Tuhan"....
Jangan pula engkau mengira bahwa engkau mampu menciptakan jalanmu sendiri...
Sebab hanya dengan seijin cintalah jalanmu akan terkuak...

Cinta tidak pernah mengambisikan apapun kecuali pemuasan dirinya sendiri...
Tetapi bila engkau mencintai dan terpaksa mesti menyimpan hasrat, maka jadikanlah hasratmu seperti ini:

Melumatkan diri dan menjelma anak-anak sungai yang gemericik mengumandangkan tembang ke ranjang malam...
Memahami nyerinya rasa kelembutan...
Berdarah oleh pandanganmu sendiri terhadap cinta...
Menanggung luka dengan hati yang penuh tulus nan bahagia...
Bahagia dikala fajar dengan hati mengepakkan sayap-sayap...
Dan melambaikan rasa syukur untuk limpahan hari yang berbalur cinta...
Merenungkan muara-muara cinta sambil beristirahat di siang hari...
Dan kembali dikala senja dengan puja yang menyesaki rongga hati...

Lantas,

Engkaupun berangkat ke peraduanmu dengan secarik doa...
Yang disulurkan kepada sang tercinta di dalam hatimu...
Yang diiringi seuntai irama pujian yang meriasi bibirmu...

(Tulisan Khalil Gibran)

24 Oktober 2010

LAUTAN PASIR GUNUNG BROMO

Keberadaan Gunung Bromo dengan lautan pasirnya yang fenomenal sudah cukup lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di Indonesia. Gunung Bromo merupakan salah satu gunung pada Pegunungan Tengger.















Dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, panorama elok terpancar saat memandang pesona alam yang tidak akan pernah ada habisnya. Gunung Bromo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti Brahma atau seorang dewa yang utama dan terletak dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang.

Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo, mengepulkan asap putih. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Ketinggian yang relatif “rendah” untuk ukuran gunung membuat perjalanan menuju Gunung Bromo relatif mudah.
Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, Anda bisa menikmati hamparan lautan pasir luas, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menggapai langit. Anda juga bisa menatap indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya atau sebaliknya menikmati temaram senja dari punggung bukit Bromo.

Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan cukup berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam, tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi.

Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung. Sampai di atas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat.















Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan momen ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas.

Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Sejarah terbentuknya Gunung Bromo dan gunung-gunung yang ada di sekitarnya berawal dari keberadaan Gunung Tengger (4.000 mdpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi saat itu.

Kemudian terjadi letusan dahsyat yang menciptakan kaldera dengan ukuran diameter lebih dari 8 kilometer. Material vulkanik letusan gunung sekarang berubah menjadi lautan pasir, konon material tersebut pernah tertutup oleh air. Aktivitas vulkanik dengan munculnya lorong magma mengakibatkan terbentuknya gunung-gunung baru seperti Gunung Bromo, Gunung Widodaren, Gunung Batok, Gunung Watangan, Gunung Kursi dan Gunung Semeru.

















Bromo memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan panorama gunung lainnya. Di sekitar Bromo hingga puncak tidak ditemui tanaman hijau selain semak belukar. Gunung Bromo yang masih terdapat dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa lautan pasir seluas 5.250 hektare.

Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70 ribu atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang beterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.

Dari kaki gunung fenomenal itu, Anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo , Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap.

Anda juga dapat melayangkan pandangan ke bawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Setelah berlama-lama di puncak, apabila pelancong sudah merasa kelaparan, di bagian bawah Bromo terdapat warung-warung yang menjajakan gudeg, mie instan, air mineral dan jajanan murah. .

Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa.

Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.

Ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan saat ke kawasan Gunung Bromo antara lain, Berkunjunglah pada musim kemarau, jangan musim penghujan, sehingga anda akan mendapatkan momen pemandangan yang sempurna. Siapkan pakaian pelindung dingin, seperti kerpus, slayer, syal, sarung tangan, jaket, dan jangan lupa sepatu karena cuaca disini cukup dingin. Bawalah juga kacamata untuk pelindung dari debu pasir selama di Segoro Wedi. Jangan berada di kawah Bromo di atas pukul 9 pagi untuk menghindari risiko keracunan.

Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional Bromo Semeru ini yaitu: Desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, Desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, Desa Ngadas dari jalur Malang dan Desa Burno adalah jalur Lumajang.

Adapun rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
- Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 71 km,
- Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 km
- Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km

Selamat menikmati keindahan eksotis Gunung Bromo!
Oleh : Amril Taufik Gobel
Photo Credit : Rhamadian Qadafi/Portaliga

18 Agustus 2010

MENDUR BERSAUDARA PEJUANG BERSENJATAKAN KAMERA

(Terima kasih buat mas Kristupa Saragih yang ternyata bukan hanya mahir bersenjatakan kamera, tapi juga mahir bersenjatakan pena.
Tulisan dari mas Kristupa, membuat kami keturunan minahasa bangga sebab ada putra Minahasa yang turut hadir dalam kepingan puzzle sejarah proklamasi Tahun 1945)


Suatu pagi di bulan puasa, 17 Agustus 1945. Frans Sumarto Mendur mendengar kabar dari sumber di harian Asia Raya bahwa ada peristiwa penting di kediaman Soekarno. Alexius Impurung Mendur, abangnya yang menjabat kepala bagian fotografi kantor berita Jepang Domei, mendengar kabar serupa. Kedua Mendur Bersaudara ini lantas membawa kamera mereka dan mengambil rute terpisah menuju kediaman Soekarno.

Kendati Jepang telah mengaku kalah pada Sekutu beberapa hari sebelumnya, kabar tersebut belum diketahui luas di Indonesia. Radio masih disegel Jepang dan bendera Hinomaru masih berkibar di mana-mana. Patroli tentara Jepang masih berkeliaran dan bersenjata lengkap. Dengan mengendap-endap, Mendur Bersaudara berhasil merapat ke rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Cikini, Jakarta tatkala jam masih menunjukkan pukul 05.00 pagi.

Pukul 08.00 di saat Soekarno masih tidur di kediamannya lantaran gejala malaria. Soekarno juga masih lelah sepulang begadang merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1. Dibangunkan dokternya untuk minum obat, Soekarno lantas tidur lagi dan bangun pukul 09.00. Di Jakarta, pukul 10.00 di hari Jumat pagi itu Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Upacara Proklamasi Kemerdekaan berlangsung sederhana, tanpa protokol. Hanya Mendur Bersaudara yang hadir sebagai fotografer pengabadi peristiwa bersejarah Indonesia.

Frans berhasil mengabadikan tiga foto, dari tiga frame film yang tersisa. Foto pertama, Soekarno membaca teks proklamasi. Foto kedua, pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota PETA (Pembela Tanah Air). Foto ketiga, suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera.

Usai upacara, Mendur Bersaudara bergegas meninggalkan kediaman Soekarno. Tentara Jepang memburu mereka. Alex Mendur tertangkap, tentara Jepang menyita foto-foto yang baru saja dibuat dan memusnahkannya. Adiknya, Frans Mendur berhasil meloloskan diri. Negatif foto dikubur di tanah dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya. Tentara Jepang mendatanginya, tapi Frans mengaku negatif foto sudah diambil Barisan Pelopor.

Meski negatif foto selamat, perjuangan mencuci dan mencetak foto itupun tak mudah. Mendur Bersaudara harus diam-diam menyelinap di malam hari, panjat pohon dan lompati pagar di sampaing kantor Domei, yang sekarang kantor Antara. Negatif foto lolos dan dicetak di sebuah lab foto. Resiko bagi Mendur Bersaudara jika tertangkap tentara Jepang adalah penjara, bahkan hukuman mati. Tanpa foto karya Frans Mendur, maka proklamasi Indonesia tak akan terdokumentasikan dalam bentuk foto.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya diberitakan singkat di harian Asia Raya, 18 Agustus 1945. Tanpa foto karena telah disensor Jepang. Setelah proklamasi kemerdekaan, pada bulan September 1945, fotografer-fotografer muda Indonesia bekas fotografer Domei di Jakarta dan Surabaya mendirikan biro foto di kantor berita Antara. Tanggal 1 Oktober 1945 BM Diah dan wartawan-wartawan eks harian Asia Raya merebut percetakan De Unie dan mendirikan Harian Merdeka. Alex Mendur pun pindah ke Harian Merdeka. Foto bersejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia karya Frans Mendur tersebut baru bisa dipublikasikan pertama kali pada 20 Februari 1946 di halaman muka Harian Merdeka. Setahun setelah kepindahan ke harian Merdeka, kakak-beradik Frans dan Alex Mendur menggagas pendirian Indonesia Press Photo Service, disingkat IPPHOS. Turut mendirikan biro foto pertama Indonesia tersebut, kakak-beradik Justus dan Frank “Nyong” Umbas, Alex Mamusung dan Oscar Ganda. IPPHOS berkantor di Jalan Hayam Wuruk Nomor 30, Jakarta sejak berdiri 2 Oktober 1946 hingga 30 tahun kemudian.

Koleksi foto IPPHOS pada kurun waktu 1945-1949 konon berjumlah 22.700 bingkai foto. Namun hanya 1 persen saja yang terpublikasikan. Foto-foto IPPHOS tak hanya dokumentasi pejabat-pejabat negara, melainkan juga rekaman otentik kehidupan masyarakat di masa itu.

Keluarga Mendur adalah putra daerah Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Alex Mendur lahir 1907, sementara adiknya Frans Mendur lahir tahun 1913. Frans belajar fotografi pada Alex yang sudah lebih dahulu menjadi wartawan Java Bode, koran berbahasa Belanda di Jakarta. Frans lantas mengikuti jejak abangnya menjadi wartawan pada tahun 1935.

Foto monumental lain karya Alex Mendur adalah foto pidato Bung Tomo yang berapi-api di Mojokerto tahun 1945, dan tapi sering dianggap terjadi di hotel Oranje, Surabaya. Foto monumental lain karya Frans Mendur adalah foto Soeharto yang menjemput Panglima Besar Jendral Soedirman pulang dari perang gerilya di Jogja, 10 Juli 1949.

Kala itu nama Mendur Bersaudara sudah terkenal di mana-mana. Keberadaan mereka diperhitungkan media-media asing. Tapi Mendur Bersaudara dan IPPHOS tetap idealis untuk loyal kepada Indonesia. Padahal, secara etnis Minahasa, sebenarnya Mendur Bersaudara bisa saja dengan mudah merapat ke Belanda. IPPHOS tetap independen, di kala kesempatan bagi Mendur Bersaudara terbuka luas untuk meraup lebih banyak uang dengan bekerja untuk media asing.

Semasa hidupnya, Frans Mendur pernah menjadi penjual rokok di Surabaya. Di RS Sumber Waras Jakarta pada tanggal 24 April 1971, fotografer pengabadi proklamasi kemerdekaan RI ini meninggal dalam sepi. Alex Mendur tutup usia pada tahun 1984 juga dalam keadaan serupa. Hingga tutup usia kakak-beradik Frans dan Alex Mendur tercatat belum pernah menerima penghargaan atas sumbangsih mereka pada negara ini. Konon, mereka berdua pun ditolak untuk dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata.

Baru pada 9 November 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi kedua fotografer bersejarah Indonesia ini, Alexius Impurung Mendur dan Frans Soemarto Mendur, penghargaan Bintang Jasa Utama.

(Ditulis oleh KRISTUPA SARAGIH pada Kompasiana 17 Agustus 2010 Jam 04.07)

17 Agustus 2010

YOGYAKARTA

Bagi sebagian orang, Yogyakarta adalah tempat me-recharge diri dari kepenatan hidup. Rasanya, opini itu tidak salah. Yogya dengan budayanya, menawarkan keramahtamahan dan suasana adem yang membuat orang tentram. tapi tak hanya itu, Yogyakarta juga kuat dengan wisata alam,sejarah dan pendidikan.

Boleh dibilang Yogyakarta adalah tujuan utama wisatawan lokal kedua setelah Bali. Maklum saja, dalam rentang yang tak berjauhan, Yogyakarta memiliki banyak artefak wisata. Dua candi terkemuka, Prambanan dan Borobudur, meski berada di propinsi tetangga, masih dalam range jangkauan wisatawan Yogyakarta.

Yogyakarta juga menawarkan wisata alam yang komplet. Cuaca dingin pegunungan ataupun hembusan angin laut dapat dijangkau dengan jarak tak terlalu jauh. Di utara, 15 km dari Yogyakarta ada kota kecil nan sejuk, Kaliurang. Letaknya yang di lereng Gunung Merapi menjadikan kota ini selain sejuk, juga kerap menjadi pusat pemantauan para pemerhati gunung berapi.

Melaju ke selatan, sekitar 30 km dari kota Yogyakarta atau juga dilafalkan sebagai Yogya, berjajar pantai indah yang menghadap ke Laut Selatan. Di kabupaten Kulon Progo ada Pantai Glagah dan Pantai Trisik, di Kabupaten Bantul ada pantai terkenal Parangtritis, di Kabupaten Gunung Kidul ada Pantai Baron, Drini dan Krakal. Bagi yang menyukai senyap, pantai-pantai di wilayah Gunung kidul umumnya lebih sepi.

Kota Yogyakartanya sendiri tak kalah riuh untuk ditempati. Selain disini berdiri Keraton Kasultanan Ngayogyakarto, ada juga seruas jalan yang legendaris, yakni Malioboro, tempat dimana mayoritas wisatawan berbelanja souvenir. Dan jangan lupa, koleksi kuliner Yogyakarta pun tak terhitung. Mulai dari gudeg, bakpia atau ikan bakar. Pendek kata, Yogyakarta sesuai tagline-nya, Never Ending Asia.

Tak usah khawatir soal akomodasi dan penginapan. Pasalnya, hampir semua maskapai lokal memiliki jalur penerbangan ke Yogyakarta lebih dari 1 kali sehari. Yang mestinya harus diwaspadai justru adalah ketersediaan tiket dan akomodasi manakala musim liburan tiba. Jikalau waktu pemesanan Anda terlalu mepet, bersiaplah mencari alat transportasi atau akomodasi alternatif.
Yogyakarta juga adalah merupakan kota pusat studi di Indonesia. Dimana terdapat Universitas tertua di Indonesia yaitu Universitas Gadjah Mada yang berdiri megah di kawasan bulaksumur,sleman. Selain terdapat ratusan perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya.

16 Agustus 2010

MERAYAKAN KEMER(D)EKAAN / oleh PARI SUBAGYO

Inikah tujuan perjuangan kita? Inikah tujuan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 kita? Inikah tujuan UUD ’45 kita? Inikah visi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita perjuangkan dengan darah dan air mata, dengan pengorbanan nyawa jutaan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan kita?"

Rentetan pertanyaan itu mengawali pidato imajiner Soekarno bertajuk ”Ke Mana Indonesia Melangkah?” yang tersimpan di Youtube. Suaranya mirip sang proklamator, ditingkah retorika dan gairah bernyala-nyala. Pidato imajiner itu dikreasi sejumlah anak muda untuk merefleksi 64 tahun Indonesia Merdeka tahun lalu.

Terpancar kegelisahan, kekecewaan, kegeraman, sekaligus gugatan atas langkah negara-bangsa ini yang (semakin) tak tentu arah. Bertebaran kata ”kita”. Ini tidak lazim. Menurut temuan Hooker (1993), pidato-pidato Presiden Soekarno minim kata ”kita”. Presiden Soeharto-lah yang lebih suka menggunakan ”kita” karena motif partisipatif.
Ada apa dengan ”kita”? Apa yang sesungguhnya kita rayakan dalam ritual tujuh belasan?
Semiotika ”kita”

Tak semua bahasa memiliki kata ganti orang jamak sejenis ”kita” dan antonimnya ”mereka”. Namun, semua komunitas bahasa membedakan konsep ”kita” dan ”mereka”. Jadi, sesungguhnya manusia memiliki bawah sadar untuk berpikir inklusif-eksklusif. ”Kita” mewakili paradigma insklusif, sedangkan ”mereka” mewakili nalar eksklusif. ”Kita” merepresentasikan kebersamaan, sedangkan ”mereka” menunjukkan keterpisahan.

”Kita” dan ”mereka” sama-sama berunsur ”aku” (ego). Dalam ”kita”, setiap ”aku” rela melebur diri sebagai ”kita” yang satu, inklusif, solider, tanpa kehilangan hakikatnya sebagai ”aku” individual. Dalam konteks membangun Indonesia sebagai ”kita”, ikrar Soempah Pemoeda, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dan lagu ”Satu Nusa Satu Bangsa” hanyalah sebagian dari banyak wacana obsesif tentang ke-kita-an Indonesia.

Namun, dalam ”mereka”, masing-masing ego enggan melebur diri menjadi ”kita” inklusif. Setiap ”aku” bersikukuh dan memahami ”aku lain” sebagai ”dia”. Ke-kita-an sebatas ”kita” eksklusif—yakni ”kami”—yang angkuh, soliter, saling mengasingkan, terpisah, dan terkucil karena digerakkan motif-motif primordial dan ego yang bebal. Akhirnya justru terbangun ke-kami-an dan ke-mereka-an.
Krisis ke-kita-an

Krisis ke-kita-an—dominasi ke-kami-an dan ke-mereka-an—itulah yang tengah melanda jiwa bangsa ini. Agenda-agenda penting lalu terbengkalai. Langkah Indonesia menjadi tak tentu arah. Sekadar bukti, korupsi sebagai musuh terbesar ”kita” begitu sulit diberantas. Saat lembaga tertentu—kepolisian, kejaksaan, kehakiman, parlemen, parpol, dan sejumlah kementerian—terendus sebagai sarang koruptor dan mafia peradilan, segera terbangun tembok-benteng ”kami” yang mengatasnamakan spirit-solidaritas korps.

Akibatnya, unsur-unsur lain bangsa ini tidak diperhitungkan karena ditempatkan sebagai ”mereka”. Spirit luhur sebagai satu bangsa tergusur oleh spirit korps ke-kami-an yang sempit-eksklusif. Solidaritas diganti solitaritas. Ke-kita-an Indonesia pun terkubur bersamaan dengan terbenamnya sebagian Sidoarjo oleh lumpur.
Menyelamatkan ke-kita-an

Proklamasi Kemerdekaan 17-8-1945 bukan sekadar peristiwa politik, melainkan juga peristiwa sosial-budaya. Momen heroik di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, itu, selain menandai kemerdekaan politis, pun merupakan maklumat tentang lahirnya sebuah ke-kita-an bernama negara-bangsa Indonesia.

Ke-kita-an Indonesia menawarkan sekaligus menuntut kesadaran bahwa negara-bangsa Indonesia merupakan sebuah ruang publik (public sphere, Offentlichkeit). Ruang publik adalah sebuah ruang sosial yang terbentuk lewat komunikasi dan interaksi sosial.

Habermas maupun Hannah Arendt—dalam ulasan Budi Hardiman, ed. (Ruang Publik: Melacak ”Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai Cyberspace, 2010)—mengaitkan ruang publik dengan aktivitas suatu komunitas bahasa (Sprachgemeinschaft) dan akal sehat (sensus communis) manusia.

Indonesia telah memenuhi syarat ruang publik. Pertama, adanya bahasa Indonesia yang memungkinkan warga berkomunikasi dan berinteraksi. Kedua, adanya keterbukaan sehingga seluruh warga bebas beropini melalui berbagai forum dan media. Namun, ada kurangnya, yakni akal sehat (baca: kesadaran) tentang ke-kita-an Indonesia.

Karena minim kesadaran, minim pula komunikasi dan interaksi sosial. Akibatnya, minim empati dan belarasa (compassion) sebagai sesama anak bangsa. Lalu, minim pula keterlibatan dan tindakan dalam menangani berbagai persoalan bersama.

Tengoklah kemacetan di Jakarta. Saat macet, sesungguhnya terbentuk ”forum” warga. Ada begitu banyak orang (terpaksa) berkumpul di jalanan. Namun, mereka tidak saling berkomunikasi. Masing-masing berdiam dalam zona nyamannya. Interaksi yang terjadi justru saling berebut celah, mencuri kesempatan dalam kesempitan. Mereka berubah menjadi kerumunan yang kehilangan kesadaran sebagai warga dan ke-kita-an.

Padahal, kesadaran akan melahirkan tindakan nyata untuk mengakhiri kemacetan. Misalnya, para pemilik perusahaan—yang turut pula menjadi korban kemacetan—berani memindahkan tempat usahanya ke tempat-tempat lain di Indonesia. Toh di mana pun—tanpa mengabaikan kalkulasi-kalkulasi ekonomis—sama-sama berada dalam ke-kita-an Indonesia.

Ilustrasi yang sama berlaku untuk kasus lumpur Lapindo, ledakan (tabung) gas, hingga pemberantasan korupsi dan mafia peradilan. Terjadi ”kemacetan”, tetapi pihak-pihak yang bertanggung jawab justru mendahulukan ke-aku-an atau ke-kami-an sambil mendesakkan ke-mereka-an untuk melibas ke-kita-an.

Hati semakin teriris. Dalam kemacetan, apa merek motor dan mobil yang berderet itu? Dalam mal-mal yang mengepung kemacetan, barang-barang yang terpajang buatan siapa? Bukankah terjadi kontestasi ke-mereka-an? Sudahkah kita merdeka sekarang?

Merayakan kemerdekaan Indonesia mestinya menyelamatkan ke-kita-an. Tanpa upaya itu, merayakan kemerdekaan Indonesia hanyalah merayakan ke-mereka-an.
Dirgahayu Indonesia. Sekali mer(d)eka tetap mer(d)eka?!

Penulis: PARI SUBAGYO/Harian Kompas (Penggulat Linguistik di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta)

09 Agustus 2010

REDENOMINASI


Kata redenominasi telah menjadi suatu perbincangan yang hangat bagi masyarakat Indonesia sejak dilontarkan oleh Darmin Nasution pada akhir bulan Juli 2010. Meskipun bukan orang yang pertama menggulirkan wacana redenominasi rupiah di negeri ini, tetapi karena kini ia menjadi Gubernur Bank Indonesia terpilih, sehingga pernyataannya menjadi besar dampaknya. Masyarakat Indonesia menjadikan redenominasi ini sebagai bahan diskusi atau pembicaraan baik pada forum-forum resmi sampai di warung-warung kopi. Walaupun di Sulawesi Utara wacana redenominasi tersamar oleh dominannya pembicaraan akan Pilkada yang telah usai.

Dan saat ini redenominasi menjadi sebuah kata yang gampang dieja dan akrab di telinga. Bagi yang penasaran dan mencari pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka akan kecele karena tidak akan menemukan definisi atau contoh penggunaan kata redenominasi itu. Bagi yang paham berbahasa Inggris dan suka mencari informasi di dunia maya untuk berburu pengetahuan akan lebih beruntung. Karena akan banyak menemukan arti, makalah dan risalah seputar redenominasi.

Masyarakat sendiri tidak perlu panik dengan rencana Bank Indonesia (BI) untuk melakukan redenominasi rupiah. Oleh sebab itu hal pertama yang harus dipahami bahwa redenominasi itu bukan sanering. Sosialisasi akan hal ini harus terus dilakukan pemerintah sebab kemungkinan bisa terjadi, masyarakat menganggap redenominasi rupiah sama dengan sanering rupiah. Karena itu, tak perlu heran bila masyarakat langsung resah begitu rencana kebijakan redenominasi dilontarkan. Memang kebijakan tersebut berbeda 180 derajat dengan sanering. Namun, kata-kata pemotongan nilai uang itulah yang membuat masyarakat trauma. Ini Disebabkan karena masih teringat dan trauma dengan sanering rupiah pada zaman Orde Lama.

Redenominasi rupiah adalah pengurangan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukar rupiah. Misalnya rupiah di redenominasi dengan menghilangkan tiga angka nolnya, maka artinya uang Rp 100.000,- kemudian ‘dipotong’/tercatat secara nominal menjadi Rp 100. Begitupula tabungan rupiah yang ada di bank akan bernilai tukar tetap walaupun ‘pencatatannya’ berubah. Misal tabungan sebanyak Rp 1.000.000 sebelum redenominasi rupiah kemudian hanya akan tercatat menjadi Rp 1.000. Tetapi untuk transaksi dan sebagainya uang bernilai Rp 1.000 (baru) memiliki nilai tukar sama dengan Rp 1.000.000 (sebelum redenominasi rupiah).

Sedangkan sanering rupiah adalah pemotongan nilai tukar rupiah.
Jika ada sanering rupiah Rp 100.000 menjadi Rp 100 artinya nilai tukar rupiah senyatanya memang hanya menjadi Rp 100. Jika tadinya tabungan di bank sebanyak Rp 1.000.000 maka dengan sanering rupiah sebanyak tiga nol, maka nilai tukar rupiah di tabungannya tinggal Rp 1.000. Dengan bahasa yang mudah dipahami adanya sanering akan berdampak pada ‘pemiskinan’ atau penurunan daya beli dan penurunan kekayaan masyarakat.

Adapun beberapa manfaat redenominasi rupiah di antaranya adalah (1) Pencatatan akan lebih efisien dan sederhana lantaran tidak menggunakan banyak pecahan; (2) Membantu menjaga tingkat inflasi rendah dan stabil; (3) Membantu menstabilkan nilai kurs; (4) Meringankan masyarakat dalam membawa uang untuk transaksi; (5) Memunculkan nilai satuan uang rupiah yang kecil, misalnya sen; (6) Dari aspek pengawasan pemerintah menjadi lebih praktis, karena jumlahnya lebih kecil; dan (6) Memberikan kebanggaan ‘semu’, karena seakan nilai tukar rupiah menguat.

Sedangkan beberapa kerugian redenominasi rupiah di antaranya adalah (1) Bisa mendorong terjadinya hyperinflation, karena ketidaksiapan kondisi ekonomi, sosial dan politik, psikologis dan pengetahuan masyarakat aturan, dan pelaksana; (2) Dapat dipolitisasi sehingga menjadi ajang dan subjek adu kekuatan dan tawar menawar dari partai politik. (3) Harus mengubah seluruh aturan, pencatatan, dan lainnya yang terkait dengan redenominasi rupiah yang akan menelan biaya, waktu dan tenaga yang besar; (4) Mengalihkan isu-isu penting lainnya yang lebih mendesak seperti penurunan tingkat pengangguran dan pembukaan kesempatan kerja; penanggulangan kemiskinan; peningkatan kesejahteraan masyarakat; pertumbuhan ekonomi, penegakan hukum, peningkatan daya saing, peningkatan tingkat kesehatan serta pendidikan yang murah dan merata.

Pelaksanaan redenominasi rupiah dimungkinkan akan berhasil bilamana setidaknya memenuhi syarat (1) Adanya kestabilan ekonomi, sosial dan politik; (2) Adanya kesiapan masyarakat; (3) Adanya tingkat inflasi yang rendah dan stabil selama beberapa tahun berturut-turut; (4) Adanya cadangan devisa negara yang cukup; (5) Adanya persetujuan DPR; dan (6) Adanya kedisiplinan masyarakat, pebisnis, perbankan, pemerintah dan bank sentral dalam melaksanakan redenominasi.

Oleh sebab itu redenominasi tidak bisa dilakukan seketika. Seperti yang diungkapkan Wakil Presiden Boediono, "Nanti kalau sudah ada hasil yang defenitif tentunya dibahas dengan pemerintah, dengan wacana publik dan sebagainya jadi memang redenominasi ini telah diberlakukan di berbagai negara, Turki dan sebagainya. Itu biar dipelajari tapi itu sekali lagi statusnya adalah studi. Dan kalau prosesnya nanti akan panjang, apapun hasil studi yang menjadi policy itu prosesnya panjang, jadi itulah posisi yang ingin saya sampaikan kepada saudara-saudara sekalian," jelasnya. Redenominasi masih butuh proses panjang. Untuk melaksanakannya perlu sosialisasi, menyiapkan pencetakan uang baru, penarikan uang lama, serta berbagai penyesuaian yang lain. Semua itu belum tentu bisa selesai dalam lima tahun.Sosialisasi adalah tugas yang terpenting. Sebab sebelum ini istilah redenominasi tidak pernah kita kenal. Negara tentu tak mau ambil risiko yang membuat publik menganggap redenominasi sebagai sanering.

Tentunya segala kebijakan pemerintah yang pada dasarnya untuk meningkatkan kesejahteraan, rasa aman dan nyaman dalam masyarakat tentunya patut kita dukung. Dan jika berhasil, setidaknya kebijakan itu membuktikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia benar-benar kuat.

31 Juli 2010

PENDIDIKAN


“Kalau ingin memanen hasil dalam 2-3 bulan maka tanamlah sayur, kalau ingin memanen hasil dalam 1-2 tahun maka tanamlah ketela (ubi kayu), kalau kamu menginginkan hasil 5-10 tahun maka tanamlah mangga dan kelapa, dan akhirnya kalau ingin mendapatkan hasil 50-100 tahun maka tanamlah pendidikan pada generasi dan masyarakatmu."

29 Juli 2010

KEJUJURAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Orang-orang sukses adalah orang-orang yang memiliki kejujuran terhadap diri mereka sendiri.

Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah berpura-pura untuk terlihat baik di depan orang lain pada hal-hal dimana sebenarnya mereka tidak demikian.

Pada saat anda menerima diri anda apa adanya secara total, maka anda akan lebih mudah menikmati hidup anda.

Jujurlah terhadap diri anda sendiri

Jangan berusaha menjadi seperti orang lain.

Jujurlah dengan kekuatan dan kelemahan anda, kelebihan dan kekurangan anda..

10 Juli 2010

MEMBANGUN EKONOMI LEWAT GENERASI BERKARAKTER

Sudah 65 tahun negara kita ini merdeka tetapi pendidikan masih menjadi kendala dan masalah. Identifikasi permasalahan pendidikan, khususnya terkait dengan pencapaian tujuan sistem pendidikan nasional (sisdiknas) relatif mudah dikenali.
Data statistik menyebutkan bahwa sekitar 70% penduduk berusia 10 tahun keatas masih berpendidikan sekolah dasar atau kurang, sehingga dapat diperkirakan bagaimana kemampuan mereka mencapai prestasi yang kompetitif pada masa mendatang. (Khususnya di Sulawesi Utara kita patut bersyukur, karena data diatas sedikit bertolak belakang dengan kondisi pendidikan di Sulawesi Utara)
Sisdiknas juga masih bergulat dengan kerancuan makna kualitas manusia yang menjadi sasaran utama proses pendidikan. Definisi operasional mengenai manusia beriman dan bertakwa belum digarap serius, kalau tidak ingin dikatakan memang sengaja diambangkan. Padahal hal itu amat vital dalam menentukan nasib bangsa pada masa mendatang.
Ditinjau dari sisi ketenagakerjaan maka masalah pendidikan terkait pula dengan pengangguran dan kemiskinan. Pengangguran hakikatnya ditentukan oleh perimbangan yang meliputi dua aspek pokok, yakni jumlah pencari kerja dengan jumlah kesempatan kerja, dan aspek kecocokan antara kualitas pekerja dan macam pekerjaan yang tersedia.
Kualitas tenaga kerja umumnya ditentukan oleh sistem pendidikan, sedangkan jumlah pekerjaan lebih ditentukan oleh sistem perekonomian. Jadi, permasalahan ketenagakerjaan tidak dapat mengabaikan aspek sistem perekonomian yang sedang diterapkan oleh negara mengingat sistem perekonomian itulah yang akan memproduksi pekerjaan.
Sistem perekonomian juga berimbas pula pada sistem pendidikan. Pada kenyataannya di negara berkembang seperti Indonesia, penduduk tidak terpengaruh oleh penurunan pajak. Juga masih lemah usahanya untuk mampu memanfaatkan bunga bank yang rendah sewaktu ada penurunan bunga.
Fakta menunjukkan sistem perekonomian barat tidak berjalan mulus untuk pembangunan di negara berkembang. 

WAKTU PANJANG

Pertumbuhan ekonomi nasional secara makro dalam tiga tahun terakhir ini dikatakan meningkat tajam dengan cadangan nasional dilaporkan makin tinggi. Hal itu ternyata karena prestasi sekelompok kecil konglomerat nasional dan internasional belaka. Melalui proses perdagangan saham dan investasi skala besar yang keuntungannya juga hanya dinikmati oleh mereka.
Dengan demikian tidak mengherankan setelah berusaha keras melaksanakan pembangunan selama puluhan tahun, termasuk memberi prioritas utama pada sektor ekonomi, hasilnya tetap menyedihkan, masih jauh dari harapan. Sebagai penyejuk hati kadang dikatakan bahwa pembangunan memang memerlukan waktu amat panjang. Tidaklah terpikir akan alternatif lain, yakni setelah ada kesalahan memilih sistem perekonomian sehingga kondisi ekonomi bangsa lemah. Tidakkah terpikir pendekatan lain dalam upaya memajukan bangsa selain hanya dari sudut pandang ekonomi agar bangsa terangkat dari keterbelakangannya?
Manusia berkualitas tidaklah diukur dari jumlah uang yang dimilikinya, tapi lebih ditentukan oleh ketaatan imannya, keluhuran budi pekertinya, dan banyaknya ilmu yang dimilikinya, sehingga mampu bergelut memerangi segala problematikanya secara lebih rasional dan bekerja jujur agar keluar dari penderitaan yang dialaminya.
Karena itu, mengangkat keterbelakangan suatu masyarakat harus dimulai dari upaya meningkatkan kekokohan keimanan manusianya, menambah kemampuan keilmuannya, dan memperbesar semangat gotong royong dari masyarakat yang saat ini dirasakan makin memudar.
Disini yang dijalankan haruslah sistem ekonomi yang menunjang terbentuknya iman yang takwa dan menumbuhkan jiwa sosial atau gotong royong. Bukan sistem ekonomi eksploitatif dan menumbuhkan orang yang materialistik, yang hanya menguntungkan si modal kuat dan meninggalkan si modal lemah.
Pendidikan yang tidak larut pada ekonomi kapitalis itulah yang mampu mengubah pola pikir bangsa dan mengubah pendekatan pembangunan nasional yang akan dilaksanakannya. Tentunya bila paradigma pendidikan yang digunakan memang benar.

SEPEDA

"Hidup ini laksana naik sepeda. untuk mempertahankan keseimbangan, kamu harus tetap bergerak."

Perumpamaan Albert Enstein ini sudah seperti dogma di kalangan pesepeda. Penemu teori relativitas dan peraih Nobel Fisika tahun 1921 ini memang penggila sepeda. " Saya berpikir tentang hal itu (teori relativitas) saat naik sepeda," begitu kata Einstein.

Dengan bersepeda, semua pemandangan terbaik dijalanan bisa dinikmati. Banyak tokoh besar yang menemukan pencerahan saat bersepeda, juga tentu saja kesenangan. Sebagaimana dikatakan mantan presiden Amerika Serikat John F Kennedy,"Tak ada kesenangan sederhana yang bisa dibandingkan dengan naik sepeda.' (Sumber Koran Kompas)

24 Juni 2010

MAHA PATIH GADJAH MADA 1


Gajah Mada ialah salah satu Patih, kemudian Mahapatih Majapahit yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.

Awal Karir

Asal usulnya misterius. Tak diketahui kapan dan di mana ia lahir. Ia memulai karirnya di Majapahit sebagai bekel. Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanagara (1309-1328) dan mengatasi Pemberontakan Ra Kuti, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan pada 1319. Dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.

Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui. Ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta & Sadeng pun akhirnya takluk. Patih Gajah Mada diangkat sebagai patih di Majapahit (1334).

Sumpah Palapa

Pada waktu pengangkatannya ia mengucapkan Sumpah Palapa, yakni ia baru akan menikmati palapa atau rempah-rempah yang diartikan kenikmatan duniawi jika telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat di Pararaton berikut:

" Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada : Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Ta�jungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa "

"Gajah Mada sang Maha Patih tak akan menikmati palapa, berkata Gajah Mada "Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa."

Walaupun ada sejumlah (atau bahkan banyak) orang yang meragukan sumpahnya, Patih Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Bedahulu (Bali) dan Lombok (1343), Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudra Pasai, dan negeri-negeri lain di Swarnadwipa (Sumatra) telah ditaklukkan. Lalu Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.

Di zaman Prabu Hayam Wuruk (1350-1389), Patih Gajah Mada mengembangkan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

Perang Bubat

Karir politiknya mulai merosot akibat Perang Bubat (1357). Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa hal ini bermula pada saat Prabu Hayam Wuruk hendak menikahiDyah Pitaloka putri Sunda sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda dan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Namun Patih Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak kerajaan Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran yang tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka sendiri bunuh diri setelah ayahanda beserta seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran.

Akibat peristiwa itu, Patih Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya dan ia diberi pesanggrahan �Madakaripura� di Tongas, Probolinggo. Namun pada 1359, Gajah Mada diangkat kembali sebagai patih, hanya saja ia memerintah dari Madakaripura.

Pada 1364, Gajah Mada menghilang secara misterius dan tidak pernah muncul lagi.

Ada beberapa hipotesa tentang Gajah Mada di periode 1364 dan sesudahnya.

Yang pertama, diperkirakan Gajah Mada mengasingkan diri ke Lampung, dan akhirnya meninggal di Lampung. Saat ini ada pusara yang diyakini sebagai makam Gajah Mada di Lampung.

Yang kedua, ia bergabung dengan Adityawarman yang telah menjadi penguasa Kerajaan Pagaruyung, Kerajaan Dharmasraya, Jambi, dan Palembang. Pada saat tiba di Lampung, ia membuat pusara yang seolah olah adalah makamnya, supaya tidak dicari oleh Majapahit. Setelah itu ia melanjutkan perjalanannya ke utara dan bergabung dengan Adityawarman.

Yang ketiga, ia memimpin ekspedisi ke sebrang lautan hingga ke MADAGASKAR. Asal muasal pulau tersebut memiliki nama Madagaskar, diperkirakan ada hubungannya dengan Mahapatih Gajah Mada. Penduduk asli pulau itu, etnis Merina dan Betsileo, mirip dengan penduduk asli pulau jawa.

Sumber: Wikipedia

09 Juni 2010

PILKADA & DEMOKRASI KAPITALIS

Pemilihan Umum secara langsung telah digelar beberapa kali di Indonesia. Namun kualitas proses belum menunjukkkan peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu. Menjelang Pemilihan Kepala Daerah di Propinsi Sulawesi Utara sekaligus dengan beberapa Kabupaten dan Kota yang ada. Yang hanya tinggal dua bulan lagi, tentu tak banyak yang bisa dilakukan dengan kondisi tersebut.
Dalam waktu yang sisa seperti ini, salah satu yang bisa dilakukan adalah bagaimana meningkatkan partisipasi pemilih. Dimana secara teoritis, semakin tinggi angka partisipasi pemilih, maka akan semakin memperkuat legitimasi pemerintahan.

Namun demoralisasi politik yang di lakukan oleh sebagian politikus memunculkan gelombang pesimisme di kalangan rakyat pemilih. Demoralisasi politik ini antara lain di tandai dengan politik uang, yang dianggap sebagai jalan pragmatis untuk menggapai kemenangan sehingga terbentuk Demokrasi Kapitalis.

Para calon kepala daerah tersebut terperangkap dalam akar ideologi kapitalisme, yang turut melekat dalam demokrasi itu sendiri. Dimana kaum kapital yang menguasai modal berusaha mempengaruhi dan membeli para calon kepala daerah. Dan hampir semua calon kepala daerah tersebut, akhirnya berhubungan dengan kaum kapital yang menguasai modal. Sehingga terciptalah simbiosis mutualisme antara penguasa dan pengusaha. Kemudian dampaknya setelah calon kepala daerah itu berkuasa, maka kekuasaannya itu turut juga menjadi bagian dari para pemilik modal.

Sedangkan untuk para pemilih, memang sengaja dikondisikan untuk pragmatis. Ini semua diakibatkan tidak berjalannya konsolidasi di dalam tubuh partai politik maupun kendaraan politik para calon kepala daerah. Parpol dan kendaraan politik ini tidak mampu memberikan contoh dan praktik politik yang mendidik. Sehingga pragmatisme tersebut sepertinya sudah menjadi jebakan massal. Tapi juga “money politics” bagaikan hantu yang ditunggu. Dan ini sebenarnya ditakuti oleh kontestan, tapi ditunggu kehadirannya oleh pemilih pragmatis. Kalau pemilih cerdas mereka memilih dengan harapan. Tapi pemilih pragmatis, memilih tanpa harapan karena sudah ditukar dengan uang. Semakin kita mentolerir “money politics” , maka akan semakin bangkrutlah demokrasi ini.

Bagi calon kepala daerah serta masyarakat pemilih yang memiliki kesadaran kritis, sudah seharusnya mencegah praktik kotor tersebut. Namun mereka pun tidak punya keyakinan bahwa pelaporan itu sebagai langkah positif untuk menunjukkkan bahwa “money politics” itu salah. Sebab buat apa melapor, karena tidak akan dapat apa-apa. Tim sukses lawan pun tidak akan melapor karena merasa ikut melakukan juga. Bahkan politik uang juga sering sengaja dilakukan untuk menjebak lawan politiknya.Ini yang dinamakan Lingkaran Setan.

Jika rakyat membiarkan politik uang ini berlangsung, dan bahkan mereka juga menjadi bagian dari praktek pragmatis tersebut, maka janganlah kita menyesal. Karena tentunya ketika calon kepala daerah yang terpilih nanti, pada saat menjalankan pemerintahan lima tahun berikutnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Sebab semua aktivitas daerah yang bersentuhan dengan hajat orang banyak akan turut dikendalikan oleh segelintir orang dan sekelompok kepentingan,

Presiden RI sendiri mengakui hal tersebut seperti yang dikatakannya pada Forum ke-6 World Movement for Democracy di Jakarta pada Bulan April 2010 lalu.” Tantangan terbesar demokrasi sekarang ini adalah politik uang. Ini menjadi masalah banyak negara. Demokrasi seperti itu pada akhirnya hanya melahirkan demokrasi artifisial (semu) dan mengurangi kepercayaan dan dukungan politik”, kata presiden.

Tentunya sekarang pilihan ada pada kita semua. Apakah kita ingin demokrasi dan kesejahteraan itu akan terwujud saat ini? Ataukah kita akan menunggu lagi 5 tahun ke depan....Sebab hidup adalah pilihan. Untuk itu segeralah tentukan pilihanmu atau pilihan akan menentukan hidupmu.

16 Mei 2010

RAHASIA SIKAP PEMBELAJARAN

Pak Ali adalah seorang tukang cukur keliling. Modalnya hanyalah sebuah bangku kayu dan peralatan cukur sederhana. Pelanggannya cukup banyak. Semua itu berkat kerja keras, ketekunan dan ketrampilan dari pak Ali. Ketika ditanya tentang rahasia pak Ali yang begitu trampil dalam memangkas rambut, ia hanya menjawab bahwa rahasianya adalah pisau cukur dan batu asah.

Setiap malam pak Ali mengasah pisau cukurnya supaya tetap tajam berkilau dan tidak menjadi tumpul karatan. Kelihatannya sangat menyita waktu, padahal ia sudah cukup lelah bekerja seharian. Namun, pak Ali menyadari jika sehari saja ia lalai, maka esok hari akan menjadi lebih sulit baginya mengasah pisau cukurnya. Dengan sikapnya yang konsisten, maka pak Ali bisa menjadi seorang yang handal dalam profesinya.

Demikian halnya dengan kepandaian dan ketrampilan kita. Potensi yang dimiliki namun tidak dikembangkan, tentu saja akan tetap terpendam sia-sia. Jika pengetahuan dan keahlian kita tidak diasah dan ditingkatkan, maka jangan heran suatu ketika akan mengalami kadaluarsa. Jika tingkat kemajuan hal-hal disekitar kita jauh lebih cepat dibandingkan dengan kemajuan kita, maka sebenarnya kita mengalami kemunduran. (Saduran buku "Sukses Melalui Karakter"/Jakoep Ezra)




02 Mei 2010

Ekonomi & Hukum


Hukum tidak dapat berkembang tanpa dukungan ekonomi yang tumbuh. Tetapi, perekonomian tidak akan tumbuh dan berkembang jika hukum tidak mampu menjamin keadilan yang pasti dan kepastian yang adil.(Konstitusi Ekonomi/Prof.Dr.Jimly Asshiddiqie,SH)

28 April 2010

Metode Sederhana Penganggaran

Apakah Anggaran itu? Anggaran, adalah rencana yang diwujudkan dalam besaran uang. Kalo Penganggaran? Penganggaran merupakan proses untuk menyusun anggaran. Jadi, end of the process adalah terbentuknya Anggaran. Kenapa harus repot-repot bikin anggaran? Karena duit atau sumber daya kita terbatas, sementara kita punya tujuan yang harus dicapai dan juga kita mempunyai rencana kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.

Alkisah, tersebutlah seorang mahasiswa mahasiswa bernama Z menyusun anggaran pendapatan dan biaya bulan Ini tahun Itu sebagai berikut:

Anggaran si Z Bulan Ini Tahun Itu
Biaya hidup Rp 1.350.000
Transport Rp. 200.000
Lain-lain Rp. 200.000
Total Rp 1.750.000

Anggaran dengan pendekatan Tradisional ini digunakan untuk mengendalikan pengeluaran. Pengendalian pengeluaran dapat dilakukan apabila pos/akun/keuangan jika dilaporkan dalam bentuk lebih rinci. Dalam organisasi /instansi pemerintah, semakin rinci suatu akun anggaran, maka instansi pemerintah semakin tidak memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri anggarannya.
Contoh di atas menunjukkan bahwa Z menggunakan metoda Tradisional atau Line Item. Penyusunan anggaran dengan pendekatan Tradisional ini menggunakan orientasi input, bukan output. Pada perioda berikutnya, Z meminta kenaikan jumlah anggaran pendapatan karena inflasi, maka metoda penyusunan anggaran yang berorientasi input dan menentukan kenaikan anggaran berdasarkan inflasi atau perubahan harga seperti itu disebut incremental budgeting.
Ada kekhawatiran Z bahwa: jika Z membelanjakan anggaran lebih sedikit daripada belanja yang dianggarkan, maka perioda berikutnya realisasi anggaran pendapatan akan dipotong, karena dianggap dengan duit segitu aja cukup. Akhirnya, Z berperilaku menghabis-habiskan anggaran, atau membesar-besarkan usulan anggaran agar realisasi anggaran pendapatan tidak lebih kecil atau sama dengan anggaran yang ia usulkan. Orang yang berperilaku seperti ini disebut sebagai budget maximizer. Jadi, metoda penyusunan anggaran tradisional bisa memancing perilaku budget maximizer

Jika dikatakan bahwa Anggaran merupakan suatu rencana, yang kemudian realisasinya membantu organisasi atau seseorang untuk menentukan apakah rencana tersebut terlaksana untuk mencapai tujuan. Maka anggaran tradisional tidak dapat menjelaskan pencapaian tujuan. Dengan kata lain, anggaran tradisional tidak dapat menunjukkan kinerja atau capaian tujuan.

Trus, apakah metoda penganggaran tradisional itu jelek? Ya tidak laaah…. Let’s make it simple. Pada dasarnya setiap metoda pasti ada kelebihan dan kekurangan. Pada organisasi yang pertanggungjawabannya tersentral dan aktivitasnya tidak beragam, serta pengendalian pelaksanaannya masih bisa terdeteksi mudah, ya bisa jadi lebih efektif dan efisien jika menggunakan metoda penganggaran tradisional ini.
Tapi ketika organisasi mulai berkembang, semakin banyak yang perlu dilakukan, pekerjaan semakin kompleks, jaringan kerjasama semakin luas, semakin sulit mendeteksi proses kegiatannya, nah… organisasi tersebut perlu mempertimbangkan, apakah metoda penyusunan anggaran tradisionalnya masih dapat membantu untuk menentukan “apakah tujuan organisasi tercapai”….

25 April 2010

Pemborosan Keuangan Daerah

Di dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD), salah satu indikator utama evaluasi kinerja pelaksana kebijakan daerah adalah baik buruknya pengelolaan keuangan daerah. Karena itu, proses penganggaran daerah, bukanlah sekedar aktifitas teknis untuk menghitung penerimaan dana, proses pengelolaan, maupun pembelanjaan anggaran. Namun lebih dari itu, kebijakan anggaran harus melibatkan aktivitas pencapaian efektivitas maupun efisiensi anggaran.
Efisiensi dalam perspektif umum anggaran daerah dimaknai sebagai upaya untuk menelaah tingkat kemampuan anggaran untuk menyediakan sumber daya bagi pelayanan publik, pembangunan pendidikan dan kesehatan, sekaligus memperkokoh infrastruktur ekonomi kerakyatan.
Di sini semakin urgen bagi suatu upaya sistematis reformasi keuangan daerah. Tujuan reformasi pengelolaan keuangan tersebut antara lain adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber-sumber keuangan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat dan partisipasi masyarakat secara aktif.
Namun reformasi keuangan daerah sejauh ini belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Bahkan, APBD belum dapat dikelola secara efektif dan efisien, serta berorientasi pada pemenuhan kebutuhan publik dasar.
Beberapa masalah utama yang menyebabkan hal tersebut adalah:

1. Rendahnya Tingkat Partisipasi Publik
Di satu sisi, Pemerintah Daerah belum menemukan suatu metode yang dapat menjaring partisipasi publik secara efektif. Di sisi lain, sebagian masyarakat masih mempunyai anggapan bahwa APBD adalah persoalan elit yang tidak perlu diketahui masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, prinsip transparansi dalam pengelolaan APBD menjadi sebuah agenda yang harus terus dikembangkan guna membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat.

2. Kurang Berorientasi Pada Tujuan Jangka Panjang
Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk turut serta memberikan rangsangan (stimulus) dalam perekonomian apabila kondisi ekonomi sedang mengalami kelesuan. Hal ini dapat dilakukan apabila APBD dikelola secara benar. Akan tetapi, Pemerintah Daerah tampaknya kurang memahami hal tersebut. Terdapat banyak kasus dimana kebijakan Pemerintah Daerah tidak mempunyai tujuan menggerakkan perekonomian daerah. Misalnya dalam menentukan anggaran pembangunan, banyak proyek Pemerintah Daerah yang tidak memiliki dampak berantai (multiplier effect) bagi perekonomian. Di daerah miskin, pembangunan (fisik dan non-fisik) tidak berjalan dengan baik karena APBD defisit sehingga hanya cukup untuk membiayai anggaran rutin. Sebaliknya, di daerah kaya yang memiliki APBD surplus, juga menghadapi kesulitan menentukan prioritas pembangunan.
Pengelolaan APBD yang tidak efisien dapat dilihat dari dua sisi. Defisit APBD berdampak negatif bagi perekonomian daerah karena Pemerintah Daerah tidak mampu memberikan stimulus bagi perekonomian.Di sisi lain, daerah yang mempunyai APBD surplus ternyata juga tidak mampu memberikan stimulus bagi perekonomian dengan APBD karena anggaran pembangunan tidak dikelola dengan efisien.

3. Praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Hasil penelitian Transparency International Indonesia (TII) menunjukkan, 40-60 persen APBD terserap aksi korupsi, kolusi dan nepotisme di kalangan birokrat, legislatif, dan aparat keamanan. Bahkan, daerah pengelolaan APBD lebih rawan akibat makin renggangnya pengawasan dari pusat maupun dari masyarakat.
Sumber BPK dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) 2005, terdapat 44 daerah dimana terdapat pendapatan, bagi hasil, dan dana bantuan pusat yang dikelola pemimpin daerah atau instansi di luar sistem APBD. Jumlahnya cukup besar, Rp. 3.03 triliun.
Temuan lainnya, terdapat pengendapan dana daerah senilai Rp. 214.75 miliar pada 60 Pemerintah Daerah.
Pada 77 Pemerintah Daerah juga terjadi pemborosan keuangan daerah Rp. 170.68 miliar. Pemborosan disebabkan belanja daerah yang digunakan untuk instansi vertikal, bantuan, honor, dan tunjangan kepada pimpinan dan anggota DPRD, pejabat negara, dan pejabat daerah. BPK juga menemukan 23 Pemerintah Daerah yang memiliki saham dan penyertaan modal pada bank dan perusahaan daerah senilai Rp. 1.17 triliun yang belum jelas status hukumnya serta tidak sesuai dengan perda.
Penguasaan aset daerah dan penyertaan modal pemerintah desa pada 23 Pemerintah Daerah senilai Rp. 2.83 triliun juga dinyatakan tidak dapat ditelusuri.
Sehingga dengan demikian masalah pemborosan dalam pengelolaan keuangan daerah terjadi hampir merata di setiap propinsi. Yang sepertinya juga turut ikut terjadi di Kabupaten Minahasa Utara. Tentunya ini memerlukan suatu kajian yang serius untuk dirumuskan bersama antara pemerintah pusat dan daerah....Torang tunggu!!!......